Jangan Bersedih, Tuhan Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat


Tidakkah cukup melegakan dada anda, menghilangkan kesedihan dan ketakutan anda, serta membahagiakan diri anda dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam surah Az-Zumar, ayat 53:
“Katakanlah : Hai hamba-hambaKu yang melapmaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.”
Allah menyapa orang-orang yang melampaui batas dengan kalimah: “Ya ‘ibaadii (Wahai hamba-hambaKu).” Adapun tujuannya, tidak lain adalah untuk menyatukan hati para hambaNya dan menyentuh perasaan mereka agar mendengarkan ayat tersebut dengan baik. Allah mengkhususkan panggilanNya itu untuk orang-orang yang melampaui batas kerana mereka merupakan golongan manusia yang paling banyak melakukan dosa dan kesalahan. Maka, bagaimana pula panggilan terhadap orang selain mereka yang juga sering melakukan kesalahan dan dosa?
Dalam ayat tersebut, Allah juga melarang hambaNya daripada berputus asa dalam memohon ampunan Allah. Allah mengkhabarkan pula bahawa Dia akan mengampuni semua dosa siapa saja yang bertaubat kepadaNya, baik dosa yang dikerjakan secara samara-samar mahupun yang terang-terangan. Seterusnya, Allah menyifati dirinya dengan dhamir mu’akkad (kata ganti untuk penegasan) dan “al” (lam ta’rif) yang menunjukkan kesempurnaan sifat, ketika Dia berfirman:
Tidakkah anda merasa gembira dan bahagia dengan firman Allah Subhanu wa Ta’ala:
“Dan, (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak akan meneruskan perbuatan keji itu, sedangkan mereka mengetahui. “(Ali-‘Imran : 135)
Dan juga firmanNya:
“Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampun kepada Allah, nescaya dia mendapati Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa’: 110)
FirmanNya yang lain:
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, nescaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu) yang kecil dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (syurga).” (An’Nisa’: 31)
FirmanNya yang lain:
“…sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa’: 64)
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat, beriman, beramal soleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (Thaha: 82)
Tatkala Nabi Musa ‘Alaihissalam secara tidak sengaja membunuh seseorang, maka dia berkata:
“…Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, kerana itu ampunilah aku.” (Al-Qashash: 16)
Juga firman Allah Ta’ala yang menjelaskan tentang Nabi Daud ‘Alaihissalam setelah menyatakan taubatnya dan Allah Ta’ala mengampuninya:
“Maka Kami ampuni baginya kesalahan itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang sangat dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik.” (Shad: 25)
Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengasih dan Maha Mulia! Bagaimana tidak, Dia masih menawarkan rahmat dan magfirahNya kepada orang-orang yang mereka yakini triniti (Allah itu salah satu dari Tuhan yang tiga). Firman Allah Ta’ala tentang mereka:
“Sesungguhnya kafirlah orang yang mengatakan :’ Bahawasanya Allah adalah salah satu daripada yang tiga’, padahal sekali-kali tidak tidak ada llah lain selain Allah Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya! Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ma’idah: 73-74)
Dalam sebuah hadith shahih, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Allah Tabaarakawa Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, selama kalian mahu memohon dan mengharapkan (keampunanKu), tentu akan Aku ampuni semua dosa-dosa kalian dan Aku tidak peduli (meskipun dosa kalian banyak). Wahai anak Adam, sekalipun dosa-dosa kalian menupuk setinggi langit, kemudian kalian memohon ampunanKu, tentu akan Aku ampuni dosa kalian dan tidak Aku pedulikan (meskipun dosa yang kalian kerjakan itu dosa besar). Wahai anak Adam, sekiranya kalian datang kepadaKu dengan dosa sepenuh isi bumi, kemudian kalian mati dengan tidak menyekutukanKu dengan apapun, Aku akan memberikan ampunan sepenuh isi bumi kepada kalian.”
Dalam sebuah hadith shahih yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala membuka tanganNya pada waktu tengah malam untuk menerima taubat orang pada siang hari dan membuka tanganNya pada waktu siang untuk menerima taubat orang yang melakukan dosa pada malam hari, sehingga matahari terbit dari sebelah barat.”
Dalam sebuah hadith qudsi disebutkan:
“Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian berbuat dosa, baik pada malam hari mahupun siang hari, sedang Aku mengampuni semua dosa-dosa iti. Oleh kerana itu, mohonlah ampunan kepadaKu, nescaya akan Aku ampuni kalian.”
Dalam sebuah hadith shahih yang lain disebutkan:
“Demi Dzat yang menggenggam jiwaku, sekiranya kalian tidak pernah berbuat dosa, nescaya Allah akan mematikan kalian dan menggantikan dengan kaum yang berbuat dosa, lalu mereka memohon ampun kepada Allah dan Allah pun mengampunkan mereka.”
“Demi Dzat yang menggenggam jiwaku, sekiranya kalian tidak pernah berbuat dosa, sungguh aku khuatir kalian akan melakukan hal yang lebih berbahaya daripada sekadar dosa, iaitu ujub (kesombongan).”
Juga disebutkan dalam hadith shahih yang lain:
“Semua orang di antara kalian pasti pernah melakukan dosa dan sebaik-baik orang melakukan dosa adalah mereka yang mahu bertaubat.”
Pada kesempatan yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
“Sungguh Allah sangat senang dengan taubat hambaNya ketika dia bertaubat kepadaNya. Bahkan lebih senang daripada seseorang yang kehilangan untanya di tengah gurun pasir, sedangkan di atas unta itulah terdapat segala perbekalan makanan dan minuman sehingga ia merasa putus asa. Selanjutnya, dia menuju sepohon dan berbaring lesu dalam naungan rendangnya. Dia merasa putus asa dengan untanya. Ketika dia merenungi nasibnya, tiba-tiba untanya telah berdiri dekatnya dan segeralah ia meraih tali kekangnya. Bersangatlah gembira dia berkata; “Ya Allah, Engkau adalah hambaKu dan aku adalah Tuhanmu!’ bersangatan gembiranya, dia sampai salah ucap seperti itu.”
Dalam riwayat shahih yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba yang melakukan dosa, kemudian berkata: ‘Ya Allah, ampunilah dosaku, kerana tiada lagi yang dapat mengampuni dosa, kecuali Engkau.’ Setelah itu kembali malakukan dosa dan berkata: ‘ Ya Allah, ampunilah dosaku, kerana tiada yang dapat mengampuni dosa, kecuali Engkau’, kemudian dia melakukan dosa, lalu berkata: : ‘ Ya Allah, ampunilah dosaku, kerana tiada yang dapat mengampuni dosa, kecuali Engkau’, maka Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “HambaKu tahu bahawa dirinya mempunyai Tuhan yang boleh menyeksa hambaNya kerana berbuat dosa atau mengampuni dosa hambaNya, maka silakan hambaKu melakukan apa yang dia sukai.”
Maksud semua hadith ini bahawa Allah akan mengampuninya selama hamba itu bertaubat, meminta ampun dan menyesali perbuatannya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...